Mobil disegmen Kendaraan Bermotor Hemat BBM dan Harga Terjangkau (KBH2)
atau Low Cost Green Car (LCGC) saat ini telah mencapai harga jual hingga
Rp 150 jutaan. Seperti saja misalnya Daihatsu Ayla Toyota Agya anyar
yang baru-baru meluncur. Wajarkah denggan banderol hingga Rp 150 juta
mobil LCGC masih bisa dikatakan mobil murah?
"Harga basis
(paling rendah) Rp 90 juta, kalau harga basis tinggi pada yang jualan.
Harga tergantung pilihan dari konsumen," ujar Menteri Perindustrian,
Airlangga Hartato, kepada wartawan, di Karawang, Senin (10/4/2017).
Presiden
Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Sudirman M R menambahkan harga
tersebut dirasa wajar, selain harga Rp 150 juta untuk varian tertinggi,
juga karena adanya penambahan komponen, dan penambahan biaya lainnya.
"KBH2
patokannya kan sudah keluar dari pemerintah, mulai Rp 85 juta, tapi ada
penyesuaian karena inflasi, dan dari situ ada tambahan 10 persen untuk
faktor safety dan ditambah 10 persen lagi mungkin untuk teknologi.
Sehingga dengan tren seperti itu, kalau dilihat sampai (varian) yang
paling tinggi, penambahan transmisi otomatis, ABS, dan sebagainya itu
bisa sampai Rp 150 jutaan," tuturnya.
Senada dengan Sudirman,
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika (Elmate) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu
Suryawirawan mengatakan, penambahan komponen yang menjadikan harga mobil
KBH2 mencapai Rp 150 juta, dirasa wajar, dan menguntungkan.
"Ketimbang
dia nambah sendiri, ditawarkan opsi itu dari awal, sehingga menjadi
tanggung jawab si penjual (pabrikan) kalau rusak. Kalau nambah sendiri
kalau rusak penjualannya nggak mau tanggung jawab karena kan si konsumen
nambah sendiri (di luar bengkel resmi)," tambahnya.
Putu juga
tidak menampik adanya kemungkinan, jika nantinya harga mobil KBH2 akan
melonjak lagi. "Ya harganya segitu terus, asal inflasi nggak naik ya
harga jualnya nggak naik. Ini kan ikuti inflasi," tutupnya.